Rabu, 10 Februari 2016

KD IX BIOLOGI EKOLOGI

1.     KERUSAKAN HUTAN
Kerusakan Hutan

A.    PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN
1.      Kebakaran hutan
kebakaran hutan merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Kebakaran sangatlah susah untuk diatasi, untuk itu kita harus dapat mengantisipasi agar kejadian tersebut tidak terjadi.
2.      Penebangan Hutan Secara Liar
Umumnya kejadian seperti ini dilator belakangi oleh permasalahan ekonomi, untuk itu pemerintah diharapkan bias memberikan solusi dalam permasalahan ini.
3.      Penegakan Hukum Yang Lemah
Lemahnya supremasi di Indonesia menjadi penyebab lain dari kerusakan hutan, hal ini yang membuat pelaku kerusakan hutan tidak jera melakukan perbuatan illegal logging lagi setelah mendapatkan hukuman. Ini juga merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk membuat hokum yang baik.
4.      Mentalitas Manusia
Sebenarnya penyebab kerusakan hutan yang terjadi selama ini adalah karena mantalitas sebagian manusia yang menganggap dirinya paling berhak mengelola hutan. Padahal kenyataan dilapangan banyak amanah yang disalahgunakan sehingga menjadikan hutan yang semakin hari semakin rusak.

C.    UPAYA MENGATASI KERUSAKAN HUTAN

·         Masyarakat harus sadar akan dampak yang ditimbulkan akibat kerusakan hutan.
·         Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memelihara hutan dan tidak melakukan . penebangan hutan.
·         Melakukan tindakan yang memotivasi warga untuk bertanggung jawab terhadap . lingkungan hidup.
·         Menetapkan peraturan-peraturan tentang yang mengatur penebangan hutan.
·         Mengadakan pengawasan,pengendalian, dan pengelolaan hutan.
·         Mengeluarkan Undang-undang tentang lingkungan hidup. Misalnya Undang-undang
No.4 tahun 1982 tentang pokok-pokok pengelolaan Lingkungan hidup


2.     KERUSAKAN TERUMBU KARANG

http://www.kawankumagz.com/articleFoto/Terumbu_Karang_The_Great_Barrier_Reef_Rusak_Akibat_Badai.jpg


A.    PENYEBAB KERUSAKAN TERUMBU KARANG

1. Terumbu karang yang hidup di dasar laut merupakan sebuah pemandangan yang cukup indah. Banyak wisatawan melakukan penyelaman hanya untuk melihatnya. Sayangnya, tidak sedikit dari mereka menyentuh bahkan membawa pulang terumbu karang tersebut. Padahal, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang.

2. Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut.

3. Mungkin tidak banyak yang sadar, penggunaan pupuk dan pestisida buatan pada lahan pertanian turut merusak terumbu karang di lautan. Karena meskipun jarak pertanian dan bibir pantai sangat jauh, residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhirnya akan terbuang ke laut melalui air hujan yang jatuh di lahan pertanian.

4. Boros menggunakan air, karena semakin banyak air yang digunakan semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan akhirnya mengalir ke laut. Limbah air tersebut biasanya sudah mengandung bahan kimia.

5. Terumbu karang merupakan tujuan wisata yang sangat diminati. Kapal akan lalu lintas di perairan. Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya. 

6. Penambangan pasir atau bebatuan di laut dan pembangunan pemukiman di pesisir turut merusak kehidupan terumbu karang. Limbah dan polusi dari aktifitas masyarakat di pesisir secara tidak langsung berimbas pada kehidupan terumbu karang. Selain itu, sangat banyak yang pengambilan karang untuk bahan bangunan dan hiasan akuarium.

7. Masih banyak yang menangkap ikan di laut dengan menggunakan bom dan racun sianida. Ini sangat mematikan terumbu karang. 

B. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

1. Peningkatan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat.
Adalah upaya untuk meningkatkan kesadartahuan masyarakat akan pentingnya peranan terumbu karang dan mengajak  masyarakat untuk berperan serta aktif dan bertanggung jawab dalam mengelola dan memanfaatkan terumbu karang secara lestari, seperti meningkatkan kesadaran mereka akan peranan penting terumbu karang, seperti sebagai tempat pengembangan wisata bahari, bahan baku obat-obatan, kosmetika, bahan makanan dan lain-lain.  Penting juga untuk menanamkan arti dan manfaat terumbu karang bagi kelangsungan hidup masyarakat pesisir sejak masa kanak-kanak.
2.    Pengelolaan Berbasis Masyarakat.
a.    Membina masyarakat untuk melakukan kegiatan alternatif seperti budidaya, pemandu wisata dan usaha kerajinan tangan yang akan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.  Pembinaan ini disertai dengan bantuan pendanaan yang disalurkan melalui berbagai sistem yang telah ada dan tidak membebani masyarakat.
b.    Menerapkan pengetahuan dan teknologi rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang agar dapat dimanfaatkan secara lestari.
3.    Pengembangan Kelembagaan
a.    Memperkuat koordinasi antar instansi yang berperan dalam penanganan terumbu karang baik pengelola kawasan, aparat keamanan, pemanfaat sumber daya dan pemerhati lingkungan.
b.    Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melalui berbagai pelatihan yang berkaitan dengan pengelolaan dan teknik rehabilitasi terumbu karang.
4.    Penelitian, Monitoring dan Evaluasi
Pemantauan kegiatan masyarakat yang secara langsung berhubungan dengan terumbu karang. Dalam kaitan ini akan dibentuk sistem jaringan pemantauan dan informasi terumbu karang dengan membangun simpul-simpul di beberapa propinsi.  Kegiatan ini akan diawasi langsung oleh LIPI yang telah memiliki stasiun-stasiun di beberapa tempat, seperti : Biak, Ambon dan Lombok.
5.    Penegakan Hukum
Komponen ini dipandang sangat penting sebagai salah satu komponen kunci yang harus dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang.  Masyarakat memegang peranan penting dalam mencapai tujuan komponen penegakan hukum. Salah satu peranan masyarakat dalam pengamanan terumbu karang secara langsung adalah sebagai pengamat terumbu karang atau reef watcher, dimana mereka berkewajiban meneruskan informasi kepada penegak hukum mengenai pelanggaran yang merusak terumbu karang di daerahnya.
3.     TANAH LONGSOR
http://gdb.voanews.com/424ABF03-2F6E-4AEF-B35F-8E4E063F34A8_mw1024_s_n.jpg

A. PENYEBAB TANAH LONGSOR
1. Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November seiring meningkatnya intensitas hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Muncul-lah pori-pori atau rongga tanah, kemudian terjadi retakan dan rekahan tanah di permukaan. Pada saat hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak. Tanah pun dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor karena melalui tanah yang merekah itulah, air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Apabila ada pepohonan di permukaan, pelongsoran dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga berfungsi sebagai pengikat tanah.
2. Lereng terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.
3. Tanah yang kurang padat dan tebal
Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 meter dan sudut lereng > 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor, terutama bila terjadi hujan. Selain itu, jenis tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek jika terkena air dan pecah jika udara terlalu panas.
 4. Batuan yang kurang kuat
Pada umumnya, batuan endapan gunungapi dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah jika mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor apabila terdapat pada lereng yang terjal.
5. Jenis tata lahan
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.
6. Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak.
7. Susut muka air danau atau bendungan
Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.
8. Adanya beban tambahan
Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke arah lembah.
9. Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.
10. Adanya material timbunan pada tebing
Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.
11. Bekas longsoran lama
Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material gunung api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi. Bekas longsoran lama memilki ciri:
  • Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda.
  • Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya gembur dan subur.
  • Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai.
  • Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah.
  • Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas longsoran kecil pada longsoran lama.
  • Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran kecil.
  • Longsoran lama ini cukup luas.
12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)
Bidang tidak sinambung ini memiliki ciri:
  • Bidang perlapisan batuan
  • Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar
  • Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat.
  • Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang tidak melewatkan air (kedap air).
  • Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat.
  • Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai bidang luncuran tanah longsor.
13. Penggundulan hutan
Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan air tanah sangat kurang.
14. Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.

B.     CARA PENANGGULANGAN

•    Jangan membuka lahan persawahan dan membuat kolam di lereng bagian atas di dekat pemukiman.
•    Buatlah terasering ( sengkedan ) pada lereng yang terjal bila membangun pemukiman.
•    Segera menutu retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah dan melalui retakan tersebut.
•    Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak.
•    Jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi.
•    Jangan menebang pohon di lereng.
•    Jangan membangun rumah di bawah tebing.

FENOMENA ALAM YANG BERKAITAN DENGAN FLUIDA

FLUIDA DAN SIFAT - SIFATNYA
A.    PENGERTIAN FLUIDA
          Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu dan besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida. Air, minyak pelumas, dan susu merupakan contoh zat cair. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
          Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari .
          Fluida dibagi menjadi dua bagian yakni fluida statis (fluida diam) dan fluida dinamis (fluida bergerak).
A.    FLUIDA STATIS
          Fluida statis ditinjau ketika fluida yang sedang diam atau berada dalam keadaan setimbang. Fluida statis erat kaitannya dengan hidraustatika dan tekanan. Hidraustatika merupakan ilmu yang mempelajari tentang gaya maupun tekanan di dalam zat cair yang diam (Kanginan, 2007). Sedangkan tekanan didefinisikan sebagai gaya normal per satuan luas permukaan (Resnick, 1985).prinsip prinsip fluida statis dan aplikasinya dalam kehidupan sehari hari.
1.      Tekanan Hidrostatis
          Dalam ilmu fisika, Tekanan diartikan sebagai gaya per satuan luas, di mana arah gaya tegak lurus dengan luas permukaan. Secara matematis, tekanan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini :
                   P = tekanan
F = gaya
A = luas permukaan.
          Sifat-sifat fluida statis, yakni memberikan tekanan ke segala arah dan gaya yang disebabkan oleh tekanan fluida selalu bekerja tegak lurus terhadap permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida tersebut. Ilustrasi yang kita gunakan adalah zat cair (air).
2.      Hukum Pascal
a.       Pengertian Hukum Pascal
          Bila ditinjau dari zat cair yang berada dalam suatu wadah, tekanan zat cair pada dasar wadah tentu saja lebih besar dari tekanan zat cair pada bagian di atasnya. Semakin ke bawah, semakin besar tekanan zat cair tersebut. Sebaliknya, semakin mendekati permukaan atas wadah, semakin kecil tekanan zat cair tersebut. Besarnya tekanan sebanding dengan pgh (p = massa jenis, g = percepatan gravitasi dan h = ketinggian/kedalaman).
Tekanan dalam fluida dapat dirumuskan dengan persamaan di bawah ini.
P = F : A
sehingga persamaan hukum Pascal bisa ditulis sebagai berikut.
P1 = P2
F1 : A1 = F2 : A2
dengan P = tekanan (pascal), F = gaya (newton), dan A = luas permukaan penampang (m2).
3.      Hukum Archimedes
          Gaya Apung Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menemukan bahwa benda yang dimasukan ke dalam fluida seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil daripada ketika benda tidak berada di dalam fluida tersebut. Anda mungkin sulit mengangkat sebuah batu dari atas permukaan tanah, tetapi batu yang sama dengan mudah diangkat dari dasar kolam. Hal ini disebabkan karena adanya gaya apung sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida pada kedalaman yang berbeda. Seperti yang telah dijelaskan pada pokok bahasan Tekanan pada Fluida, tekanan fluida bertambah terhadap kedalaman. Semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar tekanan fluida tersebut. Ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam fluida, maka akan terdapat perbedaan tekanan antara fluida pada bagian atas benda dan fluida pada bagian bawah benda. Fluida yang terletak pada bagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada fluida yang berada di bagian atas benda.
Fenomena Alam yang Terkait dengan Fluida

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNL0a7fxIp3widaZWatdQrU2E4JyYzebbBW8cCVg8uCzt2pjvorRAOqcpQNaeEEXuYQTlPkNXSoc6HrB7GyVDDgVKZL38otzYjGm134Qj8fROTInjuqJIQVloLVs3gTCpcQnALUCHbghUL/s1600/Gempa-Dan-Tsunami-Jepang-2011.jpg

          Salah satu fenomena alam yang berkaitan dengan fluida adalah pusaran air. Pusaran air dapat diamati dengan mudah pada kehidupan sehari-hari, contohnya pada saat mandi dan mengamati adanya pusaran air di lubang kamar mandi. Tetapi pusaran air yang demikian diproduksi dengan cara yang sangat berbeda dengan pusaran air yang diproduksi oleh alam misalnya saja di laut. Di kamar mandi, pusaran air terbentuk sebagai saluran pembuangan air yang mengalir keluar melalui lubang kecil, dan untuk terbentuknya pusaran air di laut akan dipaparkan pada pembahasan di bawah.
         
          Sebuah pusaran air didefinisikan sebagai aliran air yang bergerak berputar (rotasi) dan membentuk spiral. Ukuran lingkaran spiral semakin ke bawah akan semakin kecil. Kecepatan rotasi terbesar terjadi pada bagian pusat rotasi dan menurun secara bertahap seiring bertambahnya jarak dari pusat.Sifat-sifat dari pusaran air:
1. Tekanan air di dalam pusaran yang paling kecil adalah di pusat pusaran, dan semakin  meningkat seiring dengan semakin besarnya jarak pusaran dari pusat. Hal ini sesuai  dengan prinsip Bernoulli, dimana tekanan berbanding terbalik dengan kecepatan.
2. Pusat dari setiap pusaran dapat dianggap mengandung garis pusaran, dan setiap partikel air dalam pusaran dapat dianggap berotasi di sekitar garis pusaran
3. Dua atau lebih pusaran yang kira-kira sejajar dan berotasi/berputar dalam arah yang sama akan bergabung untuk membentuk sebuah pusaran tunggal.
4. Gerakan rotasi pada pusaran menimbulkan energi yang cukup besar.
         
          Apabila suatu benda diletakkan di sekitar pusaran, maka pusaran air seolah-olah menyedot benda tersebut, berputar-putar menuju inti dan kemudian tertelan ke dasar laut. Pusaran air pada laut umumnya terjadi setelah tsunami, misalnya saja pusaran air raksasa yang terbentuk setelah tsunami dahsyat melanda Jepang pasca gempa berkekuatan 8,9 Skala Richter, Jumat 11 Maret 2011. Pusaran air tersebut tercipta karena setelah tsunami, banyak air laut yang terdorong dan kemudian surut di dekat garis pantai. Solusi dari permasalahan ini adalah harus adanya peringatan dini terhadap penduduk agar korban jiwa menjadi lebih sedikit.

FENOMENA ADHESI DAN KOHESI
1.     Fenomena adhesi
          Pada saat anda menulis di papan tulis menggunakan spidol, tinta spidol tersebut akan melekat pada papan tulis. Mengapa tinta dapat melekat pada papan tulis? Tinta spidol dapat melekat pada papan tulis karena adanya gaya tarik antara molekul tinta dengan molekul papan tulis. Gaya tarik antara molekul-molekul yang tidak sejenis disebut adhesi. Contoh peristiwa adhesi adalah:
1.     Tinta pulpen yang melekat pada kertas
2.     Cat yang menempel di tembok
3.     Permukaan air di dalam gelas tampak cekung
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI94H93W0uct4pcNRR8tlqFktkAJEl5I4IFzAUbLAof_1rQ_FYPUt30jto3sF6D_ZuTX-I4hlT51qTFLYjgNDMj_2GtqxtOYnj4-XW8r4VAxhxChlxZNE7IeUgBs7DKzpH8nKL2bP2VmfJ/s1600/adhesi+dan+kohesi.jpg
          Perhatikan permukaan air pada gambar, permukaan air di dalam gelas berbentuk cekung dan dinding sebelah dalam gelas menjadi basah. Hal ini terjadi karena adanya adhesi antara air dan gelas.
2.     Fenomena kohesi
          Jika setetes air raksa diletakkan pada permukaan kaca yang mendatar, tetesan air raksa tersebut akan berbentuk bola dan tidak melebar. Hal ini dikarenakan gaya tarik air raksa itu sendiri lebih besar daripada gaya tarik air raksa pada kaca. Gaya tarik menarik antarmolekul yang sejenis disebut kohesi.

          Sebuah gelas yang diolesi dengan minyak kemudian dituangkan air di dalamnya. Apa yang terjadi dengan permukaan air terrsebut, cekung ataukah cembung permukaannya? Atau coba anda perhatikan air di daun talas, bagaimana bentuk tetesan air tersebut dan mengapa demikian? 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOC5_6E3OPvym3czYeqXPoC6oZRukBcHeK1rHx0r7pMr2D4x_2kzB_1qksdA7OD9wG1Z4aSLxR3iph3Q-Qd6F4MT3dK84MVeYouVvJRTCcYqRh5ReM1NZgN-1Fh3abRORICYQ_E88uotbO/s320/fenomena+adhesi+dan+kohesi.JPG

Contoh peristiwa kohesi dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1.     Tidak bercampurnya antara air dengan minyak,
2.     Tidak melekatnya air raksa pada dinding pipa kapiler
3.     Air pada daun talas.
4.     Air raksa pada thermometer

FENOMENA VISKOSITAS
          https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLUEeJWJwIyA9QgBvascAUasPXtFvmwR8LsN0XOCxoJTbP0ok-shX_gtoechW7x98x9mp7ENdZNxJ27NSMSaZtPSG4S3AVvpiPZDVvKsqTBKSOSkwAURWO193KimMhNJAQImI0CrI37n8/s400/viskositas.jpg

          Viskositas diartikan sebagai resistensi atau ketidakmauan suatu bahan untuk mengalir yang disebabkan karena adanya gesekan atau perlawanan suatu bahan terhadap deformasi atau perubahan bentuk apabila bahan tersebut dikenai gaya tertentu atau suhu tendensi untuk melawan aliran cairan karena  internal friction untuk resistensi suatu bahan untuk mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai suatu gaya.
Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.
          Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah.
Aplikasi viskositas dalam kehidupan sehari-hari adalah :
1.  Mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena
2. Proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka semakin kecil viskositas minyak        goreng)
3.  Mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah kita
4. Tingkat kekentalan oli pelumas


FENOMENA KAPILARITAS

          https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlFwELVD5HOohqnWUzEipQQsAeLqOi954NJXFu_UQnTzVIVDbgdGi_MWsENWrkxArohyphenhyphenUxynCYMSf2xJiDlvHqH3GA2pbYJI2gIqGG2KyAmy2Hm4kPtv0kgl3wQEyEPAh511EWU_FsisMP/s1600/kapilaritas.jpeg            Pengertian Kapilaritas dan Contoh Gejala Kapilaritas dalam Kehidupan Sehari-hari

          Peristiwa naik atau turunnya permukaan zat cair dalam pipa kapiler disebut kapilaritas.
 Dalam fisika kapilaritas diartikan sebagai gejala naiknya zat cair melalui celah sempit atau pipa rambut. Celah sempit atau pipa rambut disebut sebagai pipa kapiler. Kapilaritas disebabkan oleh adanya gaya adhesi dan gaya kohesi antara zat cair dengan dinding pipa kapiler sehingga jika pembuluh kaca masuk ke dalam zat cair menyebabkan permukaan zat cair menjadi tidak rata atau tidak sama.
          Pengaruh gaya adesi dan kohesi terhadap kapilaritas. Zat cair akan naik ke dalam pipa kapiler apabila zat cair membasahi tabung yaitu ketika gaya adhesi zat cair lebih besar daripada gaya kohesi. Hal ini disebabkan gaya tegang permukaan sepanjang dinding tabung bekerja kea rah atas. Ketinggian maksimum terjadi pada saat gaya tegang permukaan setara atau sama dengan berat zat cair yang berada dalam pipa kapiler. Permukaan zat cair akan turun apabila zat cair tidak membasahi tabung yaitu pada saat gaya kohesi lebih besar daripada gaya adhesi.
Ketika permukaan zat cair naik ke dalam pipa kapiler sudut kontak yang terbentuk kurang dari 90 dan ketika permukaan zat cair turun di dalam pipa kapiler maka sudut kontak yang terbentuk lebih dari 90. Sudut kontak merupakan sudut yang terbentuk oleh lingkungan. Kohesi merupakan gaya tarik menarik antara molekul – molekul dalam zat sejenis. Adesi merupakan gaya tarik menarik antara molekul –  molekul zat yang tidak sejenis.  
Contoh peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari: 
1.     Naiknya minyak tanah pada sumbu kompor sehingga kompor dapat menyala,
2.     Naiknya minyak tanah pada sumber lampu temple sehingga lampu itu menyala,
3.     Naiknya air pada musim hujan sehingga dinding rumah basah,
4.     Naiknya air tanah melalui akar dengan pembuluh-pembuluh tumbuhan,
5.     Air menggenang dapat diserap dengan kain pel, spons, atau kertas isap, dan cairan tinta yang tumpah dapat diserap oleh kapur tulis atau kertas isap.
6.     Gejala naiknya air dari dalam tanah oleh akar, kemudian ke daun.
          Gejala ini menyebabkan naiknya air/garam-garam tanah dari akar ke daun melalui pembuluh kayu. Dalam hal ini pembuluh kayu berfungsi sebagai pipa kapiler.
7.     Gejala pada daya isap benda terhadap cairan.
          Apabila tumpahan tinta kita ambil dengan menggunakan kertas isap, maka lama kelamaan tinta itu akan habis terisap oleh kertas. Dalam hal ini kertas hisap berfungsi sebagai pipa kapiler.

Manfaat kapilaritas
Peristiwa kapilaritas memberikan beberapa manfaat bagi makhluk hidup, diantaranya :
a. Pada manusia
          Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru paru dan akan dilepaskan pada saat sel darah merah (eritrosit) melewati pembuluh kapiler
b. Pada ikan
          Filamen pada pembuluh darah insang mengandung pembuluh kapiler untuk memudahkan proses pertukaran oksigen dan karbondioksida.
c. Pada tumbuhan
          Rambut akar dan batang tumbuhan terdiri dari pembuluh kapiler sehingga air dan zat hara dari dalam tanah akan naik menuju batang, dahan, dan ranting tumbuhan.

Kerugian kapilaritas :
a. Dinding rumah menjadi retak karena pori pori dinding menyerap air dalam tanah
b. Lumut yang menempel pada dinding,
c. Cat pada dinding rumah menjadi rusak karena air yang diserap oleh dinding

FENOMENA MASSA JENIS

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjA4kWp3MDsRfhWPg5J1zemfmJMwoVMjPTYTe5eZ7bDis7RaVHXftbjUl0ckBj4NA78riqj4NPWfL4QFvbtcOoLPdg4gQUvbXWpJNsWYPD65LaD7t9FQW4b9CpaakynsaAn6wtwCWlweGU/s80-c/image_thumb.png?imgmax=800          https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrW-Z_kglZnciqDrauPIPeT90ml6eOswZXluygems-E4kr1XCArx-AAvme0-10l2VaZfn8nGfZzXPlANYQwOiFNCiWBLT7zm3bErH3pWJNcl3sQP3dM5XLRdZ-RoGLzq9SSyqSUDtG9CIc/s1600/4.jpg

          Tahukah kamu mengapa es dapat terapung di air, sedangkan batu tenggelam dalam air? Es memiliki massa jenis lebih kecil dari air, sehingga es dapat terapung dalam air. Batu tenggelam dalam air karena memiliki massa jenis lebih besar daripada air. Tahukah kamu mengapa kapal selam dapat terapung dan tenggelam di air? Ketika terapung massa jenis total kapal selam lebih kecil dari air laut dan sewaktu tenggelam massa jenis total kapal selam lebih besar dari air laut. Kapal selam memiliki tangki pemberat yang berisi air dan udara. Tangki tersebut terletak di antara lambung kapal sebelah dalam dan luar. Tangki dapat berfungsi membesar atau memperkecil massa jenis total kapal selam. Ketika air laut dipompa masuk ke dalam tangki pemberat, massa jenis kapal selam lebih besar dan sebaliknya agar massa jenis total kapal selam menjadi kecil, air laut dipompa keluar.
1. Balon Gas 
Pernahkah kamu melihat balon udara? Tahukah kamu, gas apa yang terdapat di dalamnya? Balon gas berisi gas helium. Gas helium memiliki massa jenis yang lebih kecil dari udara, sehingga balon gas bisa naik ke atas.
2. Air Minum Dingin di Dalam Lemari Es
Suatu ketika kamu mungkin pernah melihat dalam botol air minum dingin yang berasal dari lemari es terdapat endapan kapur. Kenapa hal itu dapat terjadi? Air yang jernih dapat juga mengandung kapur, namun apabila dilihat langsung dengan mata tidak kelihatan. Ketika air dingin massa jenis air lebih kecil dan terpisah dari kapur sehingga kapur yang memiliki massa jenis lebih besar akan turun ke bawah dan mengendap.
3. Menganalisis Benda Terapung, Melayang, Dan Tenggelam
Dengan membandingkan massa jenis zat cair dan benda yang dicelupkan kedalamnya, kamu dapat mengetahui benda-benda tersebut terapung melayang, atau tenggelam.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3W7HyTMBezGIy4veZIY3tfgTjvAtdWWRBQYUGYoDRC_c5Ll8i4h06twueXoC8cp8GleNeeOF1SOrIRu9fC6dy01_lnNokGhtaRyQu48wk_9EuXufCzkDckXIiYO27x5wfzPBLiQN_TCSy/s400/5.PNG


FENOMENA TEGANGAN PERMUKAAN

Image result for fenomena alam tentang tegangan permukaan

Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada pada keadaan diam (statis). Tegangan Permukaan merupakan gaya yang diakibatkan oleh suatu benda yang bekerja pada permukaan zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh benda itu. egangan permukaan zat cair diakibatkan karena gaya yang bekerja pada zat cair tersebut. Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain itu,tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cairuntuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan dataratau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkungke bawah tampak silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair namun zatcair dengan tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaan-nya sekecilmungkin.Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair
          Faktor yang mempengaruhiTegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang,sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gayakohesi antara molekul air.
Contoh tegangan permukaan dalam kehidupan sehari hari :
1.     mengapa klip tidak tenggelam ?
          Ketika klip diletakan secara hati-hati ke atas permukaan air, molekul-molekul air yang terletak di permukaan agak ditekan oleh gaya berat klip tersebut, sehingga molekul-molekul air yang terletak di bawah memberikan gaya pemulih ke atas untuk menopang klip tersebut (ingat kembali elastisitas). Dalam kenyataannya, bukan hanya klip alias penjepit kertas, tetapi juga bisa benda lain seperti jarum. Apabila kita meletakan jarum secara hati-hati di atas permukaan air, maka jarum akan terapung. Adanya tegangan permukaan cairan juga menjadi alasan mengapa serangga bisa mengapung di atas air.

2.     Tetes air cenderung berbentuk seperti balon (yang merupakan gambaran luas minimum sebuah volume) dengan zat cair berada di tengahnya.